Perhatikan pelafalan kata atau frasa berikut dalam Surat Al-Fatihah:
Jangan lafalkan "dulil", tapi beri jeda sedikit seperti ini: Alhamdu-lillaaahi rabbil 'aalamiin.
Jangan lafalkan "likiyau", tapi beri jeda sedikit seperti ini: Maliki-yaumiddiin.
Jangan lafalkan "kana", tapi beri jeda sedikit seperti ini: Iyyaka-na'budu wa iyyaaka-nasta'iin.
Jangan lafalkan "an'am", tapi beri jeda sedikit seperti ini: Siraathal ladziina an-'am ta'alaihim.
Ketahuilah bahwa kata-kata dalam tanda kutip ("....") di atas adalah nama-nama setan. Mungkin inilah sebabnya sulit sekali menjaga kekhusyukan salat karena kita secara taksadar telah memanggil mereka. Allahua'lam. Yang namanya setan apalagi dibuat selain menggangu?
Kang Arie Cakra pernah bertanya, “Mengapa mesti ada nama-nama setan dalam Al-Fatihah?”
Jawabannya tentu Allahua’lam bi shawab. Namun, boleh kita interpretasikan begini:
Yang namanya Iblis dan setan itu diciptakan Allah mendahului penciptaan manusia. Bisa jadi ketika Islam hadir dan surat Al-Fatihah diwahyukan, mereka (para setan) kemudian menamai anak-anaknya dengan sebutan-sebutan yang ada dalam surat yang wajib dibaca setiap salat dengan tujuan merusak nilai ibadah anak-anak Adam a.s.
Selain itu, informasi ini bisa menjadi petunjuk betapa melakukan salat itu sebaiknya tidak terburu-buru (tuma`ninah) sehingga kontak dengan Allah Swt. terjalin dan otomatis setan tak berdaya mengganggu komunikasi hamba-Tuhan ini.
Q.S. Al-Hijr (15): 39-42
قَالَ رَبِّ بِمَآ أَغۡوَيۡتَنِى لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَأُغۡوِيَنَّہُمۡ أَجۡمَعِينَ (٣٩) إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡہُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ (٤٠) قَالَ هَـٰذَا صِرَٲطٌ عَلَىَّ مُسۡتَقِيمٌ (٤١) إِنَّ عِبَادِى لَيۡسَ لَكَ عَلَيۡہِمۡ سُلۡطَـٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡغَاوِينَ (٤٢
Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik [perbuatan ma’siat] di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".
Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah [menjaganya]. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat".
0 komentar:
Post a Comment